Search

Hari Pertama Puasa IHSG Merah, Obat Corona Tak Manjur? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia -  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah, mengekor mayoritas bursa saham Asia pada perdagangan pagi hari ini.

Sejatinya sentimen yang datang dari mancanegara dan dalam negeri campur aduk (mixed). Namun kabar bahwa kandidat obat corona Remdesivir produksi Gilead Science yang tak manjur di China membuat bursa saham lesu.

IHSG dibuka stagnan di level kemarin pada 4.593,55 pada 09.00 WIB. Namun lima menit berselang setelah pembukaan, IHSG terbenam di zona merah bersama bursa saham Benua Kuning lainnya dengan koreksi 0,56% 


Sebelumnya, pada Kamis kemarin (23/4/2020) IHSG berhasil ditutup menguat 0,56% ke level 4.593,55 dengan nilai transaksi Rp 7,92 triliun dan investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 243,79 miliar.

Head of Research PT MNC Sekuritas, Edwin Sebayang berpendapat, selain pesawat dan jalur transportasi laut yang disetop, pemerintah juga menghentikan keluar masuk seluruh moda transportasi di Jabodetabek, ini akan mengurangi aktivitas ekonomi yang pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan ekonomi.

"IHSG berpeluang terkena profit taking pada kisaran 4.552 - 4.632," kata Edwin Sebayang, Jumat (24/4/2020).


Mengacu data BEI, investor asing sudah mencatat net sell Rp 49 miliar pada sesi I pukul 09.14 WIB.

Sementara itu, pada 08.45 WIB tadi pagi, bursa saham Asia kompak melaju di zona merah. Indeks Shanghai Composite melemah 0,29%, Hang Seng turun 0,88%, Topix ambles 0,78%, KLCI terkoreksi 0,93%, sementara Straits Times & Kospi masing-masing terpangkas 1,31% dan 0,64%.

Kabar mengejutkan bahwa kandidat obat terkuat untuk melawan pandemi COVID-19 saat ini dikatakan tak mujarab dalam percobaannya di China oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Melansir Financial Times, WHO mengatakan Remdesivir tidak membuat pasien COVID-19 mengalami perbaikan pada kondisinya. 

Sontak kabar ini langsung direspons oleh Gilead Science, sang produsen. Gilead mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dokumen WHO memiliki karakterisasi studi yang tidak sesuai.


"Dengan demikian, hasil penelitian tidak dapat disimpulkan, meskipun tren dalam data menunjukkan manfaat potensial untuk Remdesivir, terutama untuk pasien yang diobati pada awal penyakit," kata perusahaan, sebagaimana diwartakan CNBC International. Kesimpangsiuran ini membuat pasar menjadi bingung.

Kabar menghebohkan dan cukup membuat pesimistis ini justru datang ketika harga minyak berhasil kembali rebound. Harga minyak mentah untuk kontrak pengiriman Juni jenis West Texas Intermediate (WTI) pada perdagangan pagi ini waktu Asia menguat 4,12% ke level mendekati US$ 20/barel.

Penguatan harga minyak ini terjadi di tengah optimisme bahwa ekonomi akan dibuka kembali terutama di negara-negara seperti Eropa yang sudah mulai melonggarkan kebijakan karantinanya dengan membolehkan orang mulai beraktivitas kembali. Kenaikan harga minyak juga terjadi di tengah ketegangan antara AS dengan Iran yang kembali menyeruak ke permukaan.

Di sisi lain AS justru tak menutup kemungkinan untuk memperpanjang kebijakan pembatasan sosialnya hingga musim panas ini. Kabar ini disampaikan langsung oleh Presiden AS ke-45 yakni Donald Trump.

"Kita mungkin, mungkin akan lebih jauh lagi" kata Trump dalam sebuah briefing sebagaimana diwartakan CNBC International. Sejatinya Paman Sam telah memberlakukan aturan ini sejak pertengahan Maret lalu dan seharusnya berakhir awal April ini.Ini adalah kabar-kabar yang memang cenderung kembali membebani pasar.

Namun bukan berarti kabar positif tidak ada sama sekali. Kabar selanjutnya datang dari DPR AS. Pagi tadi, akhirnya DPR AS resmi meloloskan RUU Paket Stimulus Tambahan untuk UMKM dan Rumah Sakit senilai US$ 484 miliar. Saat ini DPR AS telah mengirimkan dokumen RUU tersebut ke Presiden AS Donald Trump untuk ditandatangani.

Dari jumlah yang fantastis tersebut, sebanyak US$ 310 miliar akan dialokasikan untuk sektor UMKM AS yang terdampak pandemi Covid-19 melalui program perlindungan gaji atau Paycheck Protection Program (PPP), US$ 60 miliar untuk pinjaman lunak dan hibah bagi UMKM, US$ 75 miliar dialokasikan sebagai hibah untuk rumah sakit yang kewalahan dalam menangani pasien COVID-19. Adapun sebanyak US$ 25 miliar untuk meningkatkan pengetesan virus corona.

Dengan tambahan paket stimulus ini berarti pemerintah AS sudah menggelontorkan dana hampir US$ 3 triliun untuk berperang melawan pandemi. Sebelumnya beberapa pekan lalu AS sudah menggelontorkan stimulus fiskal jumbo yang nilainya mencapai US$ 2,2 triliun atau setara dengan 10% dari output perekonomian AS.

Sementara beralih ke dalam negeri, hari ini adalah hari terakhir perdagangan pada pekan ini sekaligus menjadi hari pertama puasa Ramadan 2020. Hari ini larangan mudik juga resmi ditetapkan.

Dalam aturan larangan mudik, akses untuk keluar masuk Jabodetabek dibatasi. Operasi jalan tol juga dipantau ketat karena hanya diperuntukkan bagi logistik dan tenaga medis serta layanan lain seperti keuangan.


Larangan mudik tahun ini jelas akan membuat Ramadan tahun ini akan sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Di sisi lain mulai banyak kota-kota di luar Jabodetabek yang menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Setidaknya sudah ada 20 wilayah di Tanah Air yang terapkan PSBB.

Untuk Jakarta sendiri yang menerapkan PSBB sejak 10 April lalu masanya sudah habis kemarin. Namun mengingat lonjakan jumlah kasus masih terjadi dan Jakarta menjadi episentrum penyebaran virus maka PSBB di Jakarta diperpanjang untuk 14 hari ke depan hingga 7 Mei 2020.

Hari Pertama Puasa IHSG Merah, Profit Taking di Akhir PekanFoto: Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan

Namun, dalam hal masih ditemukan penyebaran dan kasus baru maka PSBB bisa diperpanjang lagi selama dua pekan sampai tanggal 21 Mei 2020. Hal ini termaktub dalam Keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Dengan adanya larangan mudik diikuti dengan makin banyaknya wilayah yang menerapkan PSBB serta potensi PSBB yang juga diperpanjang jelas meninggalkan konsekuensi yang bagi perekonomian. Hal ini akan menjadi sentimen yang memberatkan pasar. 

Well sentimen memang mixed. Namun IHSG lebih memilih mengikuti kawan-kawannya yang berada di jalur merah karena kabar tak mengenakkan dari kandidat terkuat obat COVID-19.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


(twg/twg)

Let's block ads! (Why?)



"obat" - Google Berita
April 24, 2020 at 09:18AM
https://ift.tt/2yIXlpi

Hari Pertama Puasa IHSG Merah, Obat Corona Tak Manjur? - CNBC Indonesia
"obat" - Google Berita
https://ift.tt/2ZVlmmO
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Hari Pertama Puasa IHSG Merah, Obat Corona Tak Manjur? - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.