GENEVA, JUMAT — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan akan melakukan uji klinis obat yang berpotensial dipakai untuk mengobati pasien Covid-19. Langkah ini merupakan bagian dari upaya agresif global dalam mencari obat untuk penyakit Covid-19 sambil menunggu hasil pengembangan vaksin yang masih lama.
Ada empat obat atau kombinasi obat yang akan diuji klinis, yang semuanya sudah mendapat lisensi untuk pengobatan penyakit lain. Obat tersebut adalah remdesivir, kombinasi dua obat HIV lopinavir dan ritonavir, lopinavir dan ritonavir plus interferon beta, serta obat antimalaria klorokuin. Semua obat ini telah menunjukkan bukti efektivitasnya melawan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dalam skala laboratorium dan hewan uji.
Dalam pengujian nanti, penggunaan obat atau kombinasi obat tersebut kepada pasien akan dibandingkan dengan standar perawatan pasien Covid-19 selama ini. Khusus klorokuin akan diuji dengan dua cara berbeda. Di beberapa negara, penggunaan klorokuin akan dibandingkan dengan standar perawatan biasa. Sementara di beberapa negara lain, penggunaan klorokuin akan dibandingkan dengan penggunaan hidroklorokuin.
Baca juga : Titik-titik Terang dalam Perang Melawan Wabah Virus Korona
Menurut Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dikutip laman berita kesehatan STATnews, Rabu (18/3/2020), uji klinis yang dinamai studi Solidarity ini menurut rencana akan dilakukan di 10 negara, yaitu Argentina, Bahrain, Kanada, Perancis, Iran, Norwegia, Afrika Selatan, Spanyol, Swiss, dan Thailand.
Tedros berharap negara lain akan menyusul 10 negara tersebut untuk berpartisipasi dalam uji klinis. Semakin banyak pasien yang berpartisipasi dari semakin banyak negara akan kian mempercepat dunia mendapat jawaban atas pertanyaan obat mana yang efektif untuk terapi Covid-19. WHO pernah melakukan uji klinis serupa di Republik Demokratik Kongo pada November 2018 ketika mencari obat untuk ebola.
Fakta bahwa WHO mensponsori studi ini karena upaya pengujian obat tersebut di China belum memberikan bukti ilmiah yang cukup untuk menunjukkan apakah obat-obatan itu bisa mencegah pasien Covid-19 jadi parah atau menyelamatkan pasien Covid-19 yang parah dari kematian.
Uji klinis yang dinamai studi Solidarity ini akan digelar di 10 negara, yaitu Argentina, Bahrain, Kanada, Perancis, Iran, Norwegia, Afrika Selatan, Spanyol, Swiss, dan Thailand.
”Uji klinis dalam skala kecil yang sporadis dengan metode berbeda mungkin tidak memberikan bukti ilmiah kuat yang dibutuhkan untuk memutuskan terapi apa yang bisa menyelamatkan nyawa,” kata Tedros di Geneva, Swiss.
Baca juga : Ilmuwan Berkejaran dengan Waktu demi Vaksin Korona Baru
”Uji klinis ini fokus pada pertanyaan kunci masyarakat. Apakah obat-obat itu bisa mengurangi tingkat kematian? Apakah obat-obat ini bisa mengurangi masa perawatan pasien di rumah sakit, dan apakah pasien yang meminum obat ini membutuhkan ventilator atau perlu dirawat di unit gawat darurat?” tutur Henao-Restrepo, Kepala Unit Penelitian dan Pengembangan WHO.
Sebelumnya, otoritas penelitian kesehatan di China menggunakan remdesivir yang merupakan obat untuk ebola untuk mengobati pasien Covid-19. China juga menggunakan kombinasi lopinavir-ritonavir.
Pada Rabu (18/3/2020) malam, jurnal kedokteran New England Journal of Medicine memublikasikan studi dari China yang menemukan bahwa kombinasi lopinavir-ritonavir tidak memperbaiki kondisi atau mempercepat pemulihan pasien. Meski begitu, peneliti studi itu menyampaikan bahwa pasien dalam studinya sudah dalam kondisi parah saat masuk rumah sakit.
Baca juga : Dunia Perlu Belajar dari Pengalaman China Menangani Wabah Covid-19
Dari 199 pasien dalam uji klinis itu, 22 persen di antaranya meninggal. Angka ini lebih tinggi dari angka kematian yang dilaporkan dalam studi deskriptif awal pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, yaitu 11 dan 14,5 persen.
Peneliti studi di China itu menyatakan, data awal ini harus dipertimbangkan dalam uji klinis berikutnya. ”Apakah kombinasi lopinavir-ritonavir dengan obat antivirus lain, seperti yang pernah dilakukan dalam wabah SARS dan dipelajari dalam wabah MERS, bisa meningkatkan hasil yang lebih baik pada pasien Covid-19.” (REUTERS)
"obat" - Google Berita
March 20, 2020 at 02:01PM
https://ift.tt/394M7YT
WHO Uji Kandidat Obat untuk Covid-19 – Bebas Akses - kompas.id
"obat" - Google Berita
https://ift.tt/2ZVlmmO
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "WHO Uji Kandidat Obat untuk Covid-19 – Bebas Akses - kompas.id"
Post a Comment