TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi Vincent Harjanto khawatir harga obatan-obatan dalam negeri dikhawatirkan semakin mahal saat pandemi virus corona atau Covid-19. Kekhawatiran Harjanto disebabkan naiknya harga bahan baku obat yang mayoritas barang impor dan biaya angkut.
"Dalam situasi sekarang ini menghadapi COVID-19 seluruh dunia, praktis semua bahan baku harganya naik dari 30 persen sampai tiga kali lipat," kata dia saat rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI Senin 27 April 2020.
Dia menjelaskan, saat pandemi banyak negara yang menerapkan karantina wilayah. Hal ini menyebabkan banyak maskapai tak melayani penerbangan maupun angkutan laut konvensional. Akibatnya biaya angkut barang mengalami kenaikan hingga 3-5 kali lipat.
"Maskapai penerbangan dan perkapalan menaikan suka-suka mereka," ucapnya.
Vincent menuturkan tak menutup kemungkinan jika harga produk obat-obatan di dalam negeri akan semakin mahal. "Jadi betul sekali setelah kita merasakan bahwa harga obat itu akan meningkat di pasaran karena memang bahan baku kita impor," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia Darodjatun Sanusi menjelaskan pihaknya telah menjalankan arahan dari pemerintah guna memastikan sekitar 70 persen pasar obat-obatan berasal dari dalam negeri.
Dia mengatakan, para produsen obat dalam negeri pun saat ini sedang memproduksi 15 jenis produk obat yang sebelumnya harus imhttps://www.tempo.co/tag/obatpor. "Setidaknya ada penghematan sebesar 20 persen dari harga normal," tuturnya.
"obat" - Google Berita
April 27, 2020 at 01:55PM
https://ift.tt/3aA0qpa
Biaya Angkut dan Bahan Baku Naik, Harga Obat Bakal Semakin Mahal - Tempo
"obat" - Google Berita
https://ift.tt/2ZVlmmO
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Biaya Angkut dan Bahan Baku Naik, Harga Obat Bakal Semakin Mahal - Tempo"
Post a Comment